Puasa dan Idul Fitri merupakan ritual agama yang paling mendapat perhatian besar di kalangan umat Islam Indonesia. Kedua hal tersebut sudah tidak bisa lagi dipahami sebagai fenomena agama formal, tetapi telah menjadi fenomena sosial budaya. Munculnya fenomena ini berpangkal dari dua hal pokok; kecenderungan legal-formalistik di satu sisi, dan kuatnya tarikan gaya hidup yang serba materi di sisi lain. Tarikan kutub formal membawa manusia pada sikap legal-formalistik, dimana ibadah puasa justru menjadi sikap konsumtif, sementara solidaritas sosial sebagai hakekat puasa justru menjadi terlupakan.
Inilah salah satu contoh dari fenomena masyarakat yang perlu kita cermati. Lalu apa hakekat puasa dan Idul Fitri? Pesan apa yang terkandung di dalamnya? Bagaimana melakukan penafsiran ulang terhadap pesan dan makna Idul Fitri? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang dijawab Gus Dur dalam tadarusnya yang cukup singkat di album kaset ini. (Sumber : Album Tadarus Budaya Gus Dur dan Ki Ageng Ganjur)