Setelah belajar dari pementasan
ke pementasan, kehadiran Ki Ageng Ganjur mulai terasa ketika di tahun 1998
menjadi Musik Pembuka Konser Kantata Takwa di Parkir Timur Senayan Jakarta.
Meskipun hanya tampil sebagai musik pembuka, tetapi pengalaman berharga
tersebut menjadi bekal yang sangat berkesan dan memberikan dampak yang cukup
signifikan dalam perkembangan Ki Ageng Ganjur berikutnya.
Keberadaan Ki Ageng Ganjur
sebagai band/kelompok musik pembuka dalam sebuah acara sebesar Konser Kantata
Takwa tidak bisa dilepaskan dari usaha dan jasa Al-Zastrouw selaku pimpinan Ki
Ageng Ganjur dengan bantuan dan bimbingan Gus Dur selaku pembina, yang telah
merintis dan membangun jaringan yang semakin luas di tingkat nasional sehingga
mampu meyakinkan penggagas acara tersebut untuk menghadirkan Ki Ageng Ganjur
sebagai musik pembukanya. Berkat partisipasi di acara tersebut,
jaringan pun
semakin terbuka luas dengan berbagai kelompok, komunitas musik dan para
penyelenggara acara, sehingga peluang untuk memperkenalkan Ki Ageng Ganjur
sebagai sebuah kelompok musik religi akulturatif juga semakin terbuka lebar ke
khalayak umum.
Setelah gebrakan di Konser
Kantata Takwa tersebut, Ki Ageng Ganjur kemudian “belajar” keliling ke berbagai
daerah selama 1998 melalui acara Istighotsah Generasi Muda NU mulai di
Alun-Alun Pati, Muntilan, Alun-Alun Wonosobo dan Alun-Alun Purwokerto.
Selain acara Istighotsah
tersebut, di tahun 1998 ini Ki Ageng Ganjur juga dipercaya untuk menggelar
pertunjukan amal dalam rangka pengumpulan dana untuk Gerakan Nasional Orang Tua
Asuh (GN OTA) di Yogyakarta, Pentas Persaudaraan Mahasiswa UI di Jakarta serta
Pentas dan Doa Bersama Antar Umat Beragama di Bali bersama para artis nasional
seperti Franky Sahilatua, Vinny Alvionita dan tokoh-tokoh antar agama.
Bisa dikatakan di tahun 1998
inilah awal belajar dan perkenalan Ki Ageng Ganjur dengan komunitas seni budaya
di tingkat nasional sehingga membuka peluang dan kesempatan untuk belajar lebih
banyak lagi hal-hal yang berkaitan dengan dunia hiburan dan pertunjukan musik
atau kebudayaan secara lebih luas sebagai bekal untuk melangkah ke depan,
memantapkan hati dan keyakinan untuk terus memperjuangkan visi dan misi
berkesenian dan berkebudayaan yang religius, toleran dan berkultur budaya
Indonesia.