:::----Assalaamu'alaikum----::::Selamat Datang Di Ki Ageng Ganjur:::---- Musik Religi Akulturatif Ki Ageng Ganjur: Ki Ageng Ganjur 1997 : "Berawal dari Yogyakarta Berkreasi Nyaman" Ki Ageng Ganjur 1997 : "Berawal dari Yogyakarta Berkreasi Nyaman" | Musik Religi Akulturatif Ki Ageng Ganjur

Tuesday, January 17, 2012

Ki Ageng Ganjur 1997 : "Berawal dari Yogyakarta Berkreasi Nyaman"


    Setelah Trilogi Pementasan Awal Ki Ageng Ganjur, masing-masing tgl 17 Agustus 1995 sebagai embrio pembentukan, kemudian  Nopember 1995 sebagai upaya pencarian bentuk komposisi musik dan 17 Agustus 1996 sebagai pemantapan pilihan musik religi akulturatif sekaligus penggunaan secara resmi nama Ki Ageng Ganjur, maka catatan sejarah berikutnya adalah pembuatan sampel album perdana Ki Ageng Ganjur pada bulan Oktober 1996 di Misty Studio Yogyakarta. Setelah sampel album selesai, proses rekaman album perdana bertajuk “Tadarus Budaya Gus Dur dan Ki Ageng Ganjur” itu dilaksanakan pada bulan Januari 1997 di Syailendra Studio Jakarta.

     Pentas resmi Ki Ageng Ganjur di hadapan khalayak umum baru benar-benar terlaksana pada 20 September 1997 di Gedung Purna Budaya Yogyakarta bertajuk “Pagelaran dan Apresiasi Klenengan Religius Ki Ageng Ganjur” sebagai peluncuran group musik Ki Ageng Ganjur ditandai dengan pagelaran musik dan apresiasi dengan menghadirkan Dr. Singgih Sanjaya dan budayawan Emha Ainun Nadjib sebagai narasumber untuk mengapresiasi pementasan dan kehadiran group tersebut.
      Selama tahun 1997 itu Ki Ageng Ganjur mulai pentas di acara-acara tertentu seperti syukuran wisuda Ibu Hj. Sinta Nuriyah Wahid di Jakarta, pentas kerakyatan bersama mahasiswa IAIN Sunan Kalijaga, juga pentas dalam beberapa acara organisasi mahasiswa dan kepemudaan seperti PMII, NU, dan peringatan hari besar Islam maupun hari besar nasional. Bisa dikatakan pementasan di tahun 1997 itu benar-benar hanya mengandalkan hubungan atau kedekatan emosional dengan para pengundang melalui jaringan sosial yang selama ini terbentuk sejak di tingkat mahasiswa. Jumlah pementasan selama tahun 1997 itu bisa dihitung dengan jari, sehingga kehadiran Ki Ageng Ganjur belum berarti apa-apa selain sekedar merintis jalan untuk mencoba melangkah ke depan.