Group Ki Ageng Ganjur diundang
pentas di Balai Kartini Jakarta pada hari Sabtu 20 April 2013 dalam rangka
Ulang Tahun ke-79 GP Ansor yang menurut rencana acara akan dimulai pukul 19.30
Wib dengan manual acara diantaranya adalah Rampag Bedug, Tadarus Puisi yang
antara lain menampilkan Gus Mus, KH Zawawi Imron serta Monolog dari Butet
Kertarajasa serta Syair-Syair Zikir dan Sholawat dari Ki Ageng Ganjur.
Dengan mempertimbangkan bahwa
perjalanan dari Yogya-Jakarta biasanya ditempuh sekitar 15 jam atau lebih, maka kita memutuskan untuk
berangkat Jumat 19 April 2013 sore sekitar jam 17.00 dengan perkiraan akan tiba
di lokasi sekitar jam 08.00 Wib pada hari Sabtunya atau jikapun harus terlambat
sedikit mungkin sekitar jam 10.00 sudah sampai di Balai Kartini sehingga
rencana loading dan setting alat bisa selesai sekitar jam 12.00 Wib dan latihan
serta Gladi Bersih bisa dimulai setelah itu hingga sore hari, sebelum malamnya
dilaksanakan acara.
Namun apa hendak dikata, manusia cuma
bisa berencana sementara segala sesuatunya Allah Swt. lah yang menentukan.
Beberapa kilometer setelah Nagreg, kita beristirahat sebentar untuk Shalat
Subuh, kemudian melanjutkan perjalanan dengan perkiraan sekitar 10km lagi akan
masuk Tol Ciluenyi sehingga diperkirakan sekitar 09.00 atau jam 10.00 bisa
sampai di Balai Kartini. Baru melanjutkan perjalanan beberapa kilometer, bus
yang kita tumpangi terjebak dalam kondisi kemacetan yang parah, hampir total di
depan kita, sementara dari belakang, arus kendaraan lain terus merapat dan
semakin memperpanjang antrian kemacetan. Setelah bertanya sana-sini mengenai
siatuasi yang terjadi, diperoleh kabar bahwa penyebab utama kemacetan adalah
banjir yang melanda daerah Rancaekek,Garut yang berjarak sekitar 4km-an dari
tol Cileunyi. Pada saat itu jam sudah menunjukkan pukul 07.00 Wib.
Sambil terus berupaya memperoleh
informasi tentang kondisi terakhir banjir, apakah bisa dilalui atau memang
lumpuh total, diperoleh kabar daerah titik banjir bisa dilalui tetapi harus
antri dan bisa dilalui 2 kendaraan secara pelan karena kedalamannya dan kondisi
jalan yang rusak parah, sementara antrian kendaraan dari titik banjir ke posisi
bus kita sekitar 5-7 km. Berbagai alternatif coba kita tanyakan kemungkinannya
kepada masyarakat sekitar, jalur mana yang bisa digunakan sebagai alternatif
menuju Bandung atau Jakarta. Disaat yang bersamaan kita juga memberitahu
kondisi kita kepada panitia pelaksana acara di Balai Kartini serta kepada
pimpinan kita yang ada di Jakarta.
Dua jam setelah kemacetan, bus
kita baru bergerak maju sekitar 500m, sementara kemacetan semakin panjang ke
belakang dan tidak ada alternatif untuk berbalik arah karena tidak ada lokasi
yang memungkinkan untuk putar arah. Dari informasi yang diperoleh dari penduduk
lokal serta petugas DLLAJR yang memantau daerah kemacetan, ada 2 alternatif
lain, 500m di depan kita ada jalur alternatif lewat Majalengka, tetapi menurut
informasi jalur itupun juga banjirnya lebih parah. Jalur alternatif kedua,
lewat jalur Sumedang, tetapi persoalannya, jalur tersebut masih beberapa
kilometer lagi di depan sementara kemacetan hampir total, bergerak 100-200m
kemudian berhenti lagi beberapa lama, begitu seterusnya.
Kecemasan mulai melanda ketika
waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh lebih, sementara belum ada tanda-tanda
pergerakan yang berarti dari kemacetan. Pukul 11, pukul 12, kepanikan semakin
menjadi dan penanggung jawab acara di Balai Kartini seakan sudah pasrah akan
kemungkinan terburuk yang membuat pimpinan kita stress dan hampir putus asa
karena kemungkinan tidak bisa memenuhi kewajiban untuk menghadirkan Ki Ageng
Ganjur dalam acara tersebut.. Sementara kita yang berada di tengah kemacetan
pun cuma bisa pasrah setelah dikomplain dan di”marahi” akibat kondisi ini. Kita
cuma bisa menjelaskan bahwa kita sudah berusaha semampu kita tetapi yang
namanya musibah dan bencana bukan kita yang mengaturnya dan pada akhirnya kita
tidak bisa menolak kehendak Yang Kuasa, yang kita minta sekarang hanyalah
bantuan doa dari pimpinan kita dan mereka yang berkepentingan dengan acara ini
dan tentunya juga doa dari kita yang mengalami musibah ini. Itulah satu-satunya
cara yang tersisa ditengah ketidakmampuan dan ketidakberdayaan kita sebagai
manusia. Karena secara logika, sejak jam 7 hingga jam 12, sudah sekitar 5 jam,
jangankan lolos dari kemacetan, mendekati pusat atau titik lokasi banjir saja
belum, berapa lama lagi waktu yang dibutuhkan, sementara perjalanan dari lokasi
itu seandainya normal sekalipun masih membutuhkan waktu sekitar 4-5 jam untuk
sampai ke Jakarta.
Di tengah kepasrahan dan
ketidakberdayaan selain memanjatkan doa kepada Yang Maha Kuasa, sekitar pukul
13.30, antrian kendaraan sedikit demi sedikit mulai bergerak, berhenti,
bergerak lagi kemudian berhenti, tetapi frekuensi geraknya lebih cepat dari
sebelumnya. Sekitar pukul 14.00 kita hampir sampai di persimpangan jalur
alternatif ke Sumedang. Sempat terbersit kebimbangan, apakah akan berbelok arah
ke Sumedang yang berarti akan memutar dan menempuh jalur bebas banjir tapi
perkiraan butuh waktu sekitar 2-3 jam untuk sampai masuk ke tol, ataukah tetap
melanjutkan perjalanan melalui jalur banjir ini yang masih macet tetapi sudah
mulai bergerak dan jarak dari titik banjir tinggal sekitar 2 km lagi dan
setelah itu pintu tol ‘cuma’ berjarak sekitar 4 km lagi. Dengan bacaan
Al-Fatehah dan doa seakan tak berhenti terucap di mulut, dengan segala
kepasrahan dan keyakinan, diputuskan untuk tetap meneruskan di jalur banjir ini
dengan segala resiko yang akan dihadapi, jalur alternatif segera kita abaikan.
Kendaraan bergerak secara pelan,
berhenti, maju lagi, berhenti lagi, begitu seterusnya hingga sampai ke titik
lokasi banjir, berjalan pelan melewati lokasi banjir, kemudian pada pukul 15.10
wib, lokasi banjir terlewati,.berarti masih ada waktu 4 jam 20 menit sebelum
acara dimulai, dan waktu itulah yang harus dipergunakan untuk menempuh Tol
Bandung-Jakarta sampai Balai Kartini serta harus loading dan setting alat
sebelum acara dimulai. Mepet Banget.....!!! Kabar segera kita sampaikan pada
pimpinan kita serta panitia bahwa kita sudah terlepas dari kemacetan banjir dan
sekarang sedang bergerak menuju lokasi mohon bantuan doa lagi supaya lancar dan
masih diberi kesempatan untuk memenuhi kewajiban berpartisipasi dalam acara
ultah Ansor tersebut.
Mulut seakan tak berhenti berdoa,
sementara mata seakan tak pernah lepas dari pandangan ke kondisi jalan dan arus
lalu lintas serta selalu memperhatikan jam secara berkala. Dari tol Bandung,
masuk tol Cikampek, kemudian masuk Tol Dalam Kota, keluar Semanggi jam sudah
menunjukkan pukul 18.30 Wib., tinggal satu jam lagi, berapa lama waktu dari
Semanggi menuju Balai Kartini di tengah kepadatan ibukota? Masih sempatkah
loading dan setting alat??Masih adakah waktu untuk check sound ??? Ah.....yang
penting segera sampai dulu ke lokasi.
Sampai lokasi, segera bongkar
peralatan, setting, masih ada keringanan dari panitia, acara diundur sedikit
biar sempat check sound 2 lagu, Alhamdulillah.......Jam 20.00 mulai
performance.....Jam 23.00 Acara yang juga dihadiri dan dimeriahkan Performance Dr. Mahfud MD dan Pak Menteri Gita Wiryawan itupun selesai......Selamat Ulang Tahun ke-79 GP Ansor
!!! Terima kasih Tuhan.....Engkau masih mau mendengar dan mangabulkan doa
kami.....!!! Engkau Maha Tahu....Maha Berkehendak dan Maha Segalanya.....!!!