:::----Assalaamu'alaikum----::::Selamat Datang Di Ki Ageng Ganjur:::---- Musik Religi Akulturatif Ki Ageng Ganjur: Kabar Pagelaran Wayang Simfoni Kabar Pagelaran Wayang Simfoni | Musik Religi Akulturatif Ki Ageng Ganjur

Sunday, December 25, 2011

Kabar Pagelaran Wayang Simfoni

        Lesbumi NU dan Lazisnu telah berhasil menggelar acara Pagelaran Amal Wayang Simfoni Muharram pada tanggal 21-22 Desember 2011 di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ). Pagelaran Wayang Simfoni ini merupakan kolaborasi wayang kulit dan Wayang Golek dengan Dalang Ki Enthus Susmono dari Tegal yang  dikolaborasikan dengan iringan musik Ki Ageng Ganjur yang berbasic tradisional-religius serta Sapta Kusbini Orchestra yang merupakan representasi musik klasik modern.
        Pagelaran tersebut juga dimeriahkan dengan kehadiran bintang tamu Evie Tamala yang mendendangkan lagu andalannya "Selamat Malam" dan "Aku Rindu Padamu" yang disisipkan sebagai bagian dari alur cerita pagelaran wayang tersebut. Selain Evie Tamala, juga hadir pelawak kondang asal Yogyakarta, Marwoto, yang mampu mengocok perut para penonton yang hadir dengan banyolan-banyolannya.
         Dari segi pertunjukan, pagelaran tersebut telah memberikan nuansa yang berbeda tentang 'pertunjukan wayang' sebagaimana yang lazim digelar selama ini. Sebagian penonton berpendapat bahwa kemasan wayang seperti inilah --mungkin-- yang lebih bisa diterima oleh generasi muda kita untuk lebih mengenal wayang dan segala aspek nilai yang terkandung didalamnya. Kolaborasi dari sisi musik pengiring antara seni tradisional yang dipadukan dengan orchestra modern menunjukkan bahwa tradisionalitas dan modernitas tidak selalu harus bertentangan atau berhadap-hadapan, tetapi tradisionalitas dan modernitas bisa saling melengkapi. Modernitas tidak berarti menghilangkan tradisi, tradisionalitas juga bukan berarti tidak mengakui  perkembangan dan kemajuan zaman. Orang atau bangsa bisa menjadi modern tanpa harus kehilangan akar tradisi dan nilai-nilai luhur warisan budayanya.
         Itulah sedikit pesan moral yang didapat dari pagelaran wayang simfoni tersebut, selain juga untuk penggalangan dana dan sosialisasi program Lazisnu sebagai salah satu organ kelengkapan PBNU di bidang sosial kemasyarakatan terutama yang berhubungan dengan zakat, infaq dan shodaqah. Melalui corong Lesbumi dengan pendekatan kebudayaan dan melalui acara-acara yang bernuansa seni budaya, diharapkan lebih menarik dan memudahkan penyampaian pesan-pesan moral dan himbauan kepada para aghniya khususnya dan masyarakat warga NU pada umunya.