Sejak terbentuk sekitar
tahun 1997-an, komunitas musik religi akulturatif Ki Ageng Ganjur baru sempat
menghasilkan atau mendokumentasikan lagu-lagu karya mereka dalam dua buah album
kaset. Album pertama bertajuk “Tadarus Budaya Bersama Gus Dur” merupakan
perpaduan antara komposisi ilustrasi musik, tausiyah Gus Dur dan lagu-lagu Ki
Ageng Ganjur. Jumlah lagunya dalam album ini hanya ada 4, karena dikombinasikan
dengan materi lain dalam sebuah kaset. Album perdana ini diluncurkan sekitar
tahun 1999.
Selang satu tahun kemudian, tahun 2000,
Ki Ageng Ganjur meluncurkan Album kedua berlabel “Ziarah Rasul” yang berisi
kumpulan 8 lagu karya atau arransemen Ki Ageng Ganjur yang diambilkan dari
berbagai sumber syair.
Uraian singkat tentang
gambaran masing-masing lagu yang ada di kedua album tersebut akan dipaparkan di
bawah ini :
1. APA GUNANYA (Ada di Album Tadarus Budaya Bersama
Gus Dur)
Berisi kritik terhadap “ibadah”
yang tidak mengandung makna sosial atau pelaksanaan ritus agama yang tercerabut
dari makna kemanusiaan.
2
2. PEPELING
(Ada di Album Tadarus Budaya Bersama Gus Dur)
Sebuah syair
lagu berbahasa Jawa (langgam) yang menggambarkan keserakahan manusia dalam
kehidupan di dunia.
3. JERIT KASIH SAYANG (Ada di Album Tadarus Budaya Bersama Gus Dur)
Sebuah lagu yang
diarransemen dengan nuansa Gregorian, bertutur tentang kering kerontangnya jiwa
manusia yang mengabaikan makna ibadah sosial dan kepedulian terhadap nasib
sesama manusia.
4
4. LEBARAN
(Ada di Album Tadarus Budaya Bersama Gus Dur)
Lagu yang
menggambarkan suasana Idul Fitri yang hiruk-pikuk serta pesan untuk berbagi
kebahagian itu kepada fakir-miskin yang kekurangan.
5
5. ZIARAH RASUL (Ada di Album Ziarah Rasul)
Sebuah lagu yang
syairnya diambil dari Al-Barzanjie yang merupakan karya terbaik dalam urusan
syair-syair sholawat, puji-pujian kepada Nabi Muhammad Saw., sebagai wujud
kecintaan dan penghormatan serta kekaguman akan suri tauladan dari junjungan
kita tersebut. Diarransemen dengan gamelan khas Ki Ageng Ganjur yang dipadukan
dengan irama padang pasir sebagai basicnya.
6. ASSALAMU’ALAIK (Ada di Album Ziarah Rasul)
Lagu ini juga bersumber dari Al-Barzanjie
namun penggarapannya lebih menonjolkan irama musik rock, terutama di bagian
interlude dan codanya, sedangkan basic irama lagunya tetap mempertahankan irama
kasidah dan unsur rebana.
7
7. SYA’IR BURDAH (Ada di Album Ziarah Rasul)
Salah satu lagu
sholawat yang sangat terkenal dan populer di kalangan santri dan komunitas
pesantren, berisi pujian dan kekaguman terhadap sosok Nabi Muhammad Saw.
Menurut riwayatnya, ketika syair ini diciptakan oleh pengarangnya, sang
pengarang sampai bermimpi bertemu Rasulullah Saw., dan dihadiahi semacam jubah
yang dikenal dengan nama Burdah. Ulasan lengkap tentang sejarah lagu tersebut
akan kita siapkan untuk postingan yang akan datang.
8
8. GEJOLAK EKSPRESI
(Ada di Album Ziarah Rasul)
Eksplorasi musik
etnik bernuansa Arab dan Etnik Minang yang disisipi syair berbahasa Indonesia
kewajiban manusia untuk beribadah sebagai wujud kepasrahannya di hadapan Sang
Khaliq.
9 9. LINGKARAN SUCI
(Ada di Album Ziarah Rasul)
Sebuah lagu
bernuansa padang pasir Arab dengan syair berbahasa Indonesia yang diilhami dari
bacaan doa Iftitah dalam shalat, menggambarkan kepasrahan seorang hamba akan
hidup dan matinya dihadapan Sang Pencipta.
1 10.
ELING-ELING
(Ada di Album Ziarah Rasul)
Lagu yang
bersumber dari tradisi puji-pujian lokal masyarakat Jawa Tengah untuk
mengingatkan sanak keluarganya agar senantiasa mengkaji ilmu agama sebagai
bekal mati dan kehidupan yang kekal di alam baqa.
1
1 11. JAHILIYAH
(Ada di Album Ziarah Rasul)
Lagu yang dinyanyikan
bergaya seriosa ini berisi tentang perilaku manusia di jaman Jahiliyah sebelum
datangnya Islam kemudian dari segi arransemen musik dikolaborasikan dengan model
Banyuwangian sebagai wujud eksplorasi khazanah tradisi lokal.
1 12.
RINTIHAN KEMERDEKAAN (Ada di Album Ziarah Rasul)
Dari segi syair,
lagu ini merupakan ‘perlawanan’ kampanye keberhasilan pembangunan dalam rangka
peringatan Ulang Tahun Emas Kemerdekaan RI ke-50 pada tahun 1995. Jika
pemerintah saat itu banyak memaparkan keberhasilan selama 50 tahun merdeka,
lagu ini justru mempertanyakan apa yang kita dapat selama 50 tahun merdeka
tersebut. Bernarkah kita merdeka dalam arti yang sebenarnya? Kritik itu
dituangkan dalam lagu yang berpatron irama Jaipong Sunda dan dipadukan dengan
irama country.
Itulah isi
ringkas masing-masing lagu yang terdapat di kedua album Ki Ageng Ganjur
tersebut. Kesibukan kegiatan pementasan baik yang bersifat indoor maupun
outdoor, paket tour show maupun paket-paket acara televisi banyak menyita waktu
perjalanan kreatifitas Ki Ageng Ganjur sehingga sedikit ‘melupakan’ karya cipta
lagu-lagu barunya. Kalaupun ada lagu-lagu baru yang dihasilkan, sebenarnya cukup
banyak, sekitar 20 lagu karya atau arransemen Ki Ageng Ganjur, tetapi masih
dalam bentuk dokumentasi pementasan atau rekaman, belum sempat diwujudkan dalam
bentuk album kaset terbaru.