Tanpa terasa, lebih dari 2 tahun sudah kami menjalani Xtraligi Perjalanan Spiritual Ki Ageng Ganjur ke Pesantren, baik bersama Iwan Fals maupun bersama Slank. Banyak cerita dan kenangan yang kami dapat dari 2 dedengkot Musik Indonesia itu (yang satu personal yang satu sebagai sebuah group band). Rasa grogi dan ketidakpercayaan diri pada awalnya begitu terasa bagi kami, apa benar kami sekarang sedang bersama "mereka" dalam satu panggung, dalam satu perjalanan bersama dengan para legenda tersebut, sedangkan kami sadar sepenuhnya bahwa kami bukan siapa-siapa, group dari antah berantah yang cuma bisa keluar masuk pesantren, berkeliling dari satu pondok ke pondok lain, menebar persaudaraan dan perdamaian serta membangkitkan kesadaran para santri-santri di pesantren melalui lantunan lagu dan musik yang kami geluti selama ini. Tapi nyatanya memang sungguh-sungguh terjadi.
Melalui kekuasaan-Nya, Tuhan telah mempertemukan kami dengan mereka dalam misi bersama membangun persaudaraan antar sesam umat manusia, mengangkat harkat dan martabat orang-orang yang senantiasa dipandang sebelah mata, sebagai kaum pinggiran, kaum lusuh dan dhekil yang bahkan kadang sering dianggap sebagai biang perusuh dan pembuat onar. Sebuah anggapan yang terlalu naif dan terlalu didramatisir hanya karena peristiwa masa lalu dan sebuah pandangan yang hanya didasarkan pada wujud lahirnya semata tanpa berupaya memahami kondisi sosial politik serta ekonomi yang mereka hadapi dalam kehidupan nyata.
Lebih dari 2 tahun berjumpa dan bersilaturrahmi dengan mereka, baik teman-teman Oi sebagai komunitas penggemar dan pecinta Iwan Fals, maupun para Slankers yang mengidolakan Slank, ternyata kami semakin paham dan mengerti bahwa pandangan atau persepsi orang terhadap mereka seringkali keliru. Mereka sama seperti yang lain, mereka juga manusia yang perlu dihormati, dimanusiakan, yang juga bisa hidup secara rukun dan damai, baik selama pertunjukan (konser) ataupun sesudahnya. Mereka bukan kelompok yang sering dianggap bikin rusuh, bikin onar, bikin ribut, senang gelu, berkelahi setiap menonton pertunjukan. Bukan...mereka bukan seperti itu. Mereka hanyalah sekumpulan orang yang menjadi korban paranoid para aparat yang trauma dengan peristiwa masa lalu, sehingga sampai sekarang merekalah yang sebenarnya dulu gak tau apa-apa, sekarang malah menjadi korban kena "cap' sebagai tukang rusuh.
Kami yang telah bersilaturrahmi dengan mereka adalah para saksi dari kenyataan tersebut, mereka muak dicap yang tidak-tidak, dicap jelek padahal mereka tidak melakukannya. Mereka adalah orang biasa yang sebenarnya sangat memerlukan sentuhan kemanusiaan dari lingkungan sekitarnya, memerlukan sapaan sosial yang lebih humanis dari masyarakat sekitarnya dan memerlukan sentuhan rohani dari para agamawan atau para tokoh agama dan masyarakat yang seringkali melupakan mereka sebagai sasaran dakwah yang hakiki.
Wahai para Oi dan Slankers semua, kami bangga kenal dan bertemu dengan anda semua, sebagaimana kami juga bangga kenal dan bermain bersama idola anda Iwan Fals dan Slank. Kami akan selalu siap menjadi teman anda dimanapun anda berada, dimanapun kita akan bertemu kami berharap tali silaturrahmi tersebut akan senantiasa terjaga dan tersambung terus antara kita semua.
Jika selama kita bergaul, bertemu dan bertatap muka ataupun sebatas berpapasan di jalan dan saling pandang tanpa kenal nama dan identitas lainnya, dengan segala kerendahan hati "Kami seluruh personil dan crew Ki Ageng Ganjur mengucapkan " Selamat Idul Fitri Mohon Maaf Lahir dan Batin " semoga amal ibadah kita diterima di sisi Allah Swt, Tuhan Yang Maha Esa ". Semoga kebersamaan kita bisa menjadi awal persaudaraan diantara kita untuk bersama-sama melakukan yang terbaik untuk kehidupan kita, syukur-syukur jika bisa memberi sedikit manfaat untuk kelangsungan kehidupan kita sebagai sebuah bangsa dan negara. Amiin.
Selamat Berlebaran Kawan !!!